
Kunjungan Penuh Arti dari Bidan Cahaya
Hari Rabu, 18 Juni 2025, tepat pukul 16.00 WIB, Bidan Cahaya kembali melakukan kunjungan rutin ke rumah-rumah lansia. Sinar matahari sore yang hangat seolah ikut mengiringi langkahnya, mendukung misi kemanusiaan yang diembannya dengan penuh dedikasi.
Di salah satu rumah, seorang nenek menyambutnya dengan senyum lega. "Alhamdulillah, Bidan datang," ucapnya sambil mempersilakan Bidan Cahaya masuk.
Dengan penuh kesabaran, Bidan Cahaya memeriksa tekanan darah, kadar gula, dan kondisi fisik sang nenek. Beberapa warga lain yang turut berkumpul menyampaikan rasa syukur mereka. "Sekarang kami tak perlu lagi bersusah payah ke puskesmas di kecamatan," kata salah satu dari mereka. Rasa terima kasih itu terus mengalir, terutama dari para lansia yang sudah sulit berjalan.
Di balik layanan penuh empati ini, ada kontribusi besar dari Yayasan Baitul Maal PLN (YBM PLN). Mereka menyediakan peralatan medis, obat-obatan dasar, serta dukungan operasional yang memungkinkan Bidan Cahaya menjangkau rumah-rumah warga, bahkan ke pelosok.
Tanpa dukungan ini, program home care mungkin hanya akan menjadi angan-angan. "Terima kasih, YBM PLN," seru seorang kakek dengan suara bergetar haru saat dikunjungi Bidan Cahaya.
Setiap kunjungan Bidan Cahaya bukan hanya tentang angka tensi atau pemberian obat. Ini tentang kehadiran yang menghapus sepi, kepastian bahwa para lansia tetap diperhatikan, dan keyakinan bahwa kesehatan mereka sangat berarti.
Saat Bidan Cahaya berpamitan, genggaman tangan lemah seorang nenek di ujung kampung seolah mengatakan segalanya: "Datang lagi ya, Bidan..."
Program kolaborasi antara tenaga medis seperti Bidan Cahaya dan YBM PLN ini menjadi bukti nyata bahwa layanan kesehatan yang manusiawi dan inklusif bisa terwujud. Ini bukan sekadar program—ini adalah bentuk cinta dan perhatian yang menyentuh langsung hati masyarakat.