image description

YBM PLN Suluttenggo Borong Berbagi Para Pedagang Difable di Manado



Tidak ada satupun pedagang yang bisa menghindari dampak dari pandemi, termasuk para pedagang kecil yang biasa menjajakan dagangannya disepanjang jalan pusat kota Manado.

Diantaranya adalah ibu Masye (50 tahun) penyandang tuna netra dan pak Wawan (50 tahun) penyandang difabel (tidak memiliki lengan tangan kanan. Keduanya adalah pedagang tisu dan kacang goreng yang biasa mangkal di depan golden swalayan jalan Samratulangi pusat kota Manado).

Sebelum pandemi covid dan PPKM, penghasilan mereka cukup lumayan. Bahkan selain untuk dimakan juga masih bisa ditabung. Namun, sejak berlakunya PPKM penghasilannya turun drastis hingga 70 %.

"Dulu, saya satu hari jualan biasanya dapat Rp. 50-100 ribu. Tapi sekarang hanya Rp. 20 ribu, itupun kadang-kadang. Bahkan sering kali tidak laku." Ujar Iwan.

Bukan hanya itu, Iwan juga mengatakan, bahwa sekarang ia harus menjajakan jualannya hingga malam hari. Karena pengunjung pusat perbelanjaan tidak seramai dulu. "Saya dulu jualan dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore, setelah itu pulang dan Alhamdulillah dapat uang, tapi tidak dengan sekarang. Kalau sekarang saya harus mulai jualan lebih pagi, dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam, itupun kadang tidak dapat uang." Tambah Iwan.

Melalui program borong berbagi, pada Rabu (08/09) YBM PLN UIW Suluttenggo memborong dagangan warga disable yang berjualan di sepanjang jalur Samratulangi Manado. Dengan harapan bahwa program ini dapat membantu meringankan beban mereka ditengah pandemi.

Share:
    blog comments powered by Disqus
loader